Air sangat
berguna untuk kehidupan sehari-hari manusia akan tetapi jika air itu terlalu
banyak intensitasnya dan tanpa ada cara pengendaliannya maka akan terjadi
masalah besar bagi manusia yaitu banjir adapun cara pengendaliannya diantaranya
:
Pengendalian
banjir dengan cara konvensional dilakukan dengan pembangunan tanggul, situ,
retention basin, waduk, sumur resapan, meningkatkan intensitas pengerukan
sungai, serta meluaskan penghijauan.
akan tetapi,negara jepang melakukan pengendalian tersendiri untuk mengatasi banjir yaitu skema komprehensif pengendalian banjir diadopsi pada tahun 1980 dengan cekungan perkotaan sebagai penargetannya.
akan tetapi,negara jepang melakukan pengendalian tersendiri untuk mengatasi banjir yaitu skema komprehensif pengendalian banjir diadopsi pada tahun 1980 dengan cekungan perkotaan sebagai penargetannya.
Gambar
diatas menjelaskan bagaimana skema komprehensif
pengendalian banjir yang dilakukan negara jepang.
Pada saat
air hujan turun ada beberapa cara yang dilakukan diantaranya:
1.air hujan yang turun ditampung dilokasi
penyimpanan dan diresap,kemudian air masuk ke waduk regulasi.Semua rumah-rumah
membuat waduk regulasi tersebut agar air tidak tergenang di halaman rumah.
2.diantara bangunan gedung terdapat
penyimpanan air hujan yang tempat penyimpanannya terdapat di ruang bawah tanah.
3.air hujan yang turun di daerah yang lebih
tinggi akan diserap pepohon atau akan menuju ke arah daerah yang lebih rendah
yaitu menuju kesungai pada saat di sungai air akan berbelok ke cekungan penahan
alam,lalu air menuju ke penahan cekungan yang dibuat berbentuk persegi dan
terakhir air menuju ke cabang sungai yang lain.
banjir pun
tidak akan terjadi karena intensitas air sudah berkurang dengan diberlakukannya
tempat-tempat penampungan air dan penahan air.Untuk
mengatasi banjir perlu sekali melakukan perbaikan diantaranya :
1.Perbaikan
daerah sungai
Dalam
mengatasi banjir,jepang melakukan beberapa solusi diantaranya melakukan
perluasan sungai seperti yang dilakukan pada sungai tsurumi dan mengurangi
pembangungan rumah diarea bantaran sungai tersebut,tentu solusi ini sangat
tepat sekali karena jalannya air akan semakin luas sehingga tidak menyebabkan
air meluap saat intensitas hujan tinggi.Selain itu dinding pinggiran sungai
juga sangat bermanfaat sebagai penahan tanah agar tidak mudah terkikis arus air
sungai adapun caranya dengan melakukan penanaman beton ataupun dengan batu kali.
2.perbaikan daerah sungai yang kedua
Pembangunan
perlambat cekungan dan terowongan air dalam hal ini sangat serbaguna
diantaranya arus air yang berbelok akan melambat dan arah air akan dicabangkan
ke terowongan-terowongan air.Dan bukan itu saja arah air akan berjalan pada
rute yang jauh ini juga bermanfaat karena air tidak akan diam disuatu tempat melainkan
akan terus jalan ke tempat yang lain.
Selain Perbaikan sungai ada juga pembangunan cekungan yang fungsinya cukup memanimalisir air yang intensitasnya banyak adapun langkah-langkah cekungan tersebut diantaranya :
1.Langkah
langkah Cekungan
Dengan
cekungan yang dibagi menjadi tiga zona yaitu zona retensi air,zona perlambatan
dan zona dataran rendah.berbagai langkah penyempurnaan/perbaikan cekungan yang
tepat untuk karakteristik zona yang bersangkutan telah diterapkan.Dalam hal ini
setiap zona harus ada perbedaan seperti halnya zona dataran rendah harus
difokuskan karena air akan lebih banyak turun ke zona tersebut karena
ketinggian lebih rendah dan untuk zona perlambatan tentu perlu kalkulasi yang
tepat karena harus memanfaatkan tempat yang tepat agar air itu bisa diperlambat
dengan adanya cekungan yang telah dibuat adapun retensi air sangat berguna
sekali dalam langkah cekungan ini,konsep ini diterapkan di sungai naka dan
sunga ayase.
2.langkah-langkah
cekungan kedua
pembangunan penahan kolam air dari badai hal
ini sangat berguna karena air tidak akan mengikis tanah disekitarnya jika
terjadi intensitas air dan arus yang besar adapun contohnya dapat dilihat
digambar sebelah kiri atas, Contoh umum dari badai yang ditahan oleh penahan
air kolam dan contoh lainnya dilihat dari udara akibat dari badai yang kemudian
ditahan oleh penahan air kolam lalu penahan air kolam terhadap badai tersebut
ditutupi dengan layar hijau
kebiruan.
adapun beberapa fasilitas yang serbaguna
contoh dari penggunaan fasilitas yang
serbaguna dalam tempat olahraga pun diberlakukan pengaturan air diterapkan pada
sungai tsurumi dan dampaknya pada saat hujan jika tidak ada pengaturan air akan
terjadi banjir karena air masuk ke tempat olahraga karena lokasinya rendah oleh
sebab itu pada saat intensitas hujan tinggi perlu sekali pengaturan air.
3.langkah-langkah cekungan ketiga
Pembangunan
fasilitas penyimpanan air hujan bukan hanya di rumah-rumah atau gedung-gedung
fasilitas penyimpanan air hujan juga diterapkan di sekolah dan tempatnya itu
terletak di bawah tanah dampaknya dapat di lihat pada gambar di atas sebelum
dan sesudah di bangun penampungan air hujan.
4.langkah-langkah
cekungan keempat
Pembangunan
trotoar yang dapat di tembus air hujan ada dua jenis dan salah satunya
menggunakan ubin yang prosesnya masuk ke lubang sela-sela ubin dan kemudian
terjadi peresapan air hujan selain itu penggunaan ubin trotoar juga menambah
keindahan dan pejalan kaki akan merasa nyaman berjalan di tempat tersebut.
5.langkah-langkah
cekungan kelima
Fasilitas
peresapan badai air prosesnya setelah masuk ke sela-sela lubang atau diserap
tanah kemudian akan masuk ke pipa atau masuk ke parit kemudian masuk ke bak
penyimpanan air dan air tersebut dapat dimanfaatkan.
Banjir
adalah hal yang tidak terduga saat intensitas air hujan meningkat oleh sebab
itu sebelum terjadinya banjir alangkah lebih baiknya melakukan pencegahan
sehingga meminimalisir terjadinya banjir dengan pembangunan cekungan,perbaikan
sungai dan penyimpanan air hujan.Pemerintah harus melakukannya dengan dinas
terkait dan melakukan inovasi lain dalam pengendalian banjir.
sumber :
https://bebasbanjir2025.wordpress.com/pengendalian-banjir-mancanegara/jepang/
salam sipil, sipil sipil sipil !!!
BalasHapussipil_UG_angkatan16
Metode komprehensif pengendalian banjir yang dipraktekkan di Jepang tsb bisa diterapkan dikota-kota di Indonesia yang berlangganan banjir. Langkah "Basin Measura-1" perlu cepat dilakukan Pomko (Pemerintah Kota), dan segera "menguasai" zona-zona yang cocok untuk membangun sarana pengendalian banjir.
BalasHapusKalai saya jadi Walikota..... saya akan beli lahan-lahan (zona-zona) tersebut, khususnya tanah yang masih kosong.